Anak Idang Rasjidi Ikut Bersuara Menyoal Festival Jazz, Beri Analogi Vespa

FILMUSIKU.com — Anak musisi jazz Idang Rasjidi, Shadu Rasjidi, ikut bersuara terkait dengan polemik festival jazz yang dihujani kritik oleh warganet dan salah satu musisi jazz senior, Indra Lesmana. Shadu pun memberikan sebuah analogi tentang vespa, dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram miliknya.
“Lu pada tahu vespa nggak? Pada awal kemunculannya, pernah menjadi motor yang sangat wah happening. Lalu di tahun 2000 menjadi motor yang sangat ketinggalan jaman. Tapi penggemarnya tetap ada. Lalu tiba-tiba di 2020, menjadi motor yang sangat digandrungi semua gen,” kata Shadu membuka awal videonya.
Analogi itu serupa juga dengan musik jazz, ia mengatakan, Indonesia memiliki beragam jenis genre musik dan tidak bisa memaksa seseorang untuk hanya menyukai satu genre saja. Shadu juga menyarankan, jika memang ada yang ingin melihat festival murni diisi musisi jazz saja, maka sebaiknya buatlah festival itu sendiri.
Ia juga menekankan soal grafik sejarah jazz, di mana jazz pernah menjadi pop atau populer pada masanya, dan jazz pula yang menghadirkan genre-genre musik yang sekarang bermunculan.
“Guys, jazz punya caranya sendiri untuk survive. Jadi gua pengen kita semua teduh, chill, santai. Akan ada masanya nanti benda-benda yang mungkin kita lihat itu udah nggak sexy lagi, nanti akan ada masanya itu menjadi bagus lagi. So, jauhi polemik. Semangat. Semangat Prambanan Jazz,” ungkap Shadu di akhir videonya.
Sementara dalam keterangan video itu, Shadu menulis, bahwa festival jazz seluruh dunia ada musisi popnya, dan tentu di sini perlu juga untuk ‘bayar kuota’. Ia juga menyebut alasan mengapa festival jazz di luar negeri itu diisi oleh sebagian besar ya memang musisi jazz.
Menurut dia, itu karena band jazz di sana sudah banyak dan penikmatnya pun sudah tahu cara mengapresiasi musik jazz, serta jazz itu sendiri sudah menjadi budaya yang besar. Sementara di sini justru berbalik semua, band jazz tidak banyak, penikmatnya pun juga tidak terlalu antusias mengapresiasi.
“Di tengah gempuran perkembangan musik, butuh waktu yang panjang untuk mengenalkan budaya luar negeri ini. Kalau tidak ada lagi yang menggaungkan nama jazz, siapa lagi kalau bukan jazz festival itu sendiri yang konsisten sampai detik ini,” kata dia.
Beberapa komentar warganet dalam unggahannya, juga sepakat dengan cara pandang Shadu Rasjidi dalam menyikapi kabar viral ini.